Jombang, Ada Rindu di Setiap Sudutnya.


Teman-teman tentu tahu KH Abdurrahman Wahid kan? Presiden RI ke 4 yang akrab disapa Gus Dur. Tahu juga kan sama budayawan Emha Ainun Najib yang sering dipanggil cak Nun? Atau sama tokoh intelektual islam Cak Nur yang memiliki nama asli Nurcholis Madjid? Seniman Cucuk Espe? Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim? Ya, mereka adalah beberapa tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di kabupaten jombang. Sebuah Kabupaten yang terletak di bagian tengah provinsi Jawa Timur.

Dengan moto Jombang Beriman (Bersih, Indah, dan Nyaman) Jombang juga dikenal dengan sebutan kota Santri. Karena banyak Pondok Pesantren terkenal disini, seperti PP Tebuireng, PP Darul Ulum (Rejoso),  PP mambaul Maarif (Denanyar), PP Bahrul Ulum (Tambak Beras).

Bagiku, berbicara tentang Jombang seperti berbicara tentang diri sendiri. 19 tahun aku ‘membesar’ di kota ini, sebelum harus merantau di negeri seberang. Masa kanak-kanak dan remaja yang ceria kuhabiskan disana. Mendengar kalian menyebut kata Jombang saja, sudah ada getaran yang mendesir di hati. Aku menyebutnya desiran rindu. Rindu pada bapak, ibu, dan adik-adikku, rindu teman-teman masa kecilku, rindu teman-teman mengajiku dan ustad-ustadzah TPQ Nurul Jadid, rindu teman-teman sekolah dan bapak ibu guruku dulu. Rindu gedung-gedung dan jalan-jalan yang biasa kulewati menuju rumahku. Alun-alun, masjid Jami’, Kebon Rojo, Tugu Adipura,  ringin contong, dan keraton Jombang (jangan dibayangkan ini sebuah bentuk keraton seperti Solo atau Jogja ya, ini nama sebuah Shopping mall di Jombang. Hehe :D ).

 Waktu cuti pulang kampung tahun lalu, kulihat Jombangku sudah banyak berubah. Beberapa pembangunan disana sini membuat wajah Jombang semkin indah. Hemh, yang paling aku rindukan itu sebenarnya makanan khas kota Jombang yang susah kudapatkan di malaysia, seperti soto dok, rujak cingur, pecel pincuk alun-alun, dan ketan merdeka yang terletak di jl merdeka Jombang.

Sebagai perantau aku merasa menjadi ‘duta Jombang’ di tempat dimana aku berdiri saat ini. Ya, aku harus senantiasa menjaga sikap sopan santun, dan menjaga budi bicara yang baik agar orang-orang menganggap orang Jombang itu manis, baik hati, tidak sombong, rajin menabung, eh ? Yang ini serius cuma bercanda ,hehe : D. Intinya, bagi para perantau, dimanapun kita berpijak kita membawa nama kota asal kita, jadi pandai-pandailah membawa diri. Jombang, friendly & religius. Jombang, ada rindu di setiap sudutnya. Hemh, semoga aku bisa segera pulang dengan menggenggam kesuksesan. Aamiin...


#OneDayOnePost
#HariKeEmpat
#KeepWritng


Komentar

  1. Penasaran, belum pernah ke Jombang, baru sampai Surabaya.:-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mari singgah ke Jombang 😊.
      Tdk jauh koq dr Surabaya πŸ˜„

      Hapus
  2. Pekalongan juga kota Santri loh mba Deasy :)

    Semoga aku bisa ke Jombang kapan2, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo2 mba, mari singgah ke gubuk mungil sy 😊

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  3. Wahhhh mbak aku aliyah di Tambak Beras loh..
    Jadi kangenπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya kah ? Mba orang Jombang jg ? Sekrg dmn koq kangen ?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)