Keajaiban Cinta-NYA


Cinta dalam diam? Apa hanya ada dalam dongeng? Dalam kisah-kisah yang diceritakan ibunda menjelang tidur? Tidak. Sungguh tidak. Lima tahun lepas waktu masih aktif liqo' , seorang murobbiku di Jombang pernah bercerita tentang kisah cinta yang paling romantis. Kisah cinta siapakah gerangan? Romeo-Juliet? Rose & Jack dalam film Titanic itu?

Oh bukan. Mungkin benar kisah cinta mereka abadi sehidup semati. Tapi, ada kisah cinta lain yang lebih indah, abadi sehidup sesurga. Adalah Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasulullah SAW yang diam-diam terpesona pada pribadi Fatimah Az-Zahra putri sang Nabi. Setiap hari Ali menyaksikan sendiri, betapa paras rupawan Fatimah sungguh berbanding lurus dengan akhlaqnya. Gesit dan tangkas mengerjakan pekerjaan rumah, penyayang, lemah lembut, dan sangat menghormati ayahnya, Muhammad SAW.

Semakin hari perasaan Ali semakin tumbuh. Disimpannya dalam diam getar-getar cinta yang menggelora di dada. Hanya kepada-NYA Ali mengadukan segala rasa yang ada. Hingga suatu ketika, datanglah Abu bakar As-Shiddiq melamar Fatimah. Ali pun gundah gulana. Namun ternyata lamaran Abu Bakar tersebut ditolak Sang Rasul. Tak berapa lama kemudian, datang pula Umar bin Khattab melamar Fatimah. Apa jawaban Nabi? Ya, lamaran Umar pun ditolak. Ali menjadi ragu, jika Abu Bakar, lelaki hebat yang menemani hijrah Nabi dan Umar lelaki gagah nan pemberani saja ditolak, mungkinkah Ali si pemuda miskin ini berani meminang Fatimah?

"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan."

Ya, sebagai pemuda sejati, Ali maju mengambil kesempatan. Tanpa nanti-nanti, tanpa janji-janji. Tidak seperti kebanyakan pemuda pada abad ini. Akhirnya Rasulullah menerima lamaran Ali. Keajaiban cinta pun berlaku, Ali menikahi Fatimah dengan mahar baju besi.

Siapa sangka jika putri sang Nabi diam-diam juga menyimpan perasaan yang sama? dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fatimah berkata kepada Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda.” Betapa terkejutnya Ali mendengar kalimat istrinya itu, “jika demikian mengapa engkau mau menikah denganku? Siapakah pemuda itu?” tanya Ali kemudian. Sambil tersenyum Fatimah menjawab, “Ya, karena pemuda itu adalah dirimu, sayang". Aih sungguh romantis bukan? Benar-benar membuat para jomblowan-jomblowati ini jadi baper. Hehe ^_^

Mengenang kisah ini selalu menyisakan getar-getar haru di dada. Haru akan keteguhan Ali dalam merahasiakan 'cinta dalam diam' nya. Juga haru sebab menahan rindu pada murobbiku di Jombang dulu. (Sebab beliaulah yang kali pertama menceritakan kisah ini padaku, lima tahun silam.)

Belum hilang rasa haru di kalbu, secara tak sengaja satu tahun lalu, takdir membawaku pada sebuah kisah hebat yang kubaca di sebuah media sosial bernama facebook. Bukan, bukan kisah cinta sahabat nabi, bukan pula kisah cinta para pahlawan nasional. Ini kisah cinta manusia biasa bernama Syaiful Hadi, kami biasa memanggilnya Bang Syaiha. Seorang penderita polio yang sangat inspiring. Semangatnya, prestasinya, keteguhan prinsip hidupnya, juga kisah keajaiban jodohnya, selalu membuat kami merinding karena TERINSPIRASI !!!

Beberapa kali gagal taaruf tidak membuatnya putus asa menghadapi hidup. Sedih? Pastilah, naluri manusia kan? Tapi ia terus teringat pada kalimat hebat ini. "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS Yusuf : 87). Ia terus bangkit dari keterpurukan. Tetap berkarya, tetap menebar manfaat, tetap belajar dan mengajar (oh iya, Bang Syaiha ini juga seorang guru di SMA Smart Bogor)

Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang gadis mungil nan jelita fisik dan akhlaqnya. Gadis itu bernama Ella Nurhayati. Proses perkenalan yang singkat. Tanpa pacaran seperti kebanyakan remaja pada zaman yang penuh kerusakan moral ini. Ya, ta'aruf yang dimudahkan. Begitulah Bang Syaiha menyebut proses ini pada salah satu tulisan di blognya.

"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian atau pengorbanan."

Begitulah prinsip Bang Syaiha. Sebagai lelaki sejati, ia memilih opsi yang pertama. Mengambil kesempatan. Memberanikan diri mengajak teh Ella menyempurnakan separuh agama. Bagaimana respon teh Ella? Diajak menikah oleh laki-laki yang baru dikenalnya seminggu? Dan belum ada benih-benih cinta?

Janji-NYA dalam QS An-Nur ayat 26 sungguh benar. Ya, lelaki yang baik untuk wanita yang baik-baik dan sebaliknya. Entah bagaimana cara Allah meneguhkan hati teh Ella. Gadis mungil anggota FLP (Forum Lingkar Pena) Bogor itu akhirnya menerima pinangan Bang Syaiha. Singkat cerita menikahlah mereka pada tanggal 3 April 2014. Kini menjelang dua tahun usia pernikahan mereka. Senyum kebahagiaan dan rasa syukur senantiasa terpancar dari wajah dua tokoh inspiring pendiri gerakan ODOP ( One Day One Post) ini. Apalagi sejak hadirnya Alif Fathul Hadi, buah hati mereka yang kini berusia satu tahun, semakin lengkaplah kebahagiaan mereka.  Percayalah kawan, keajaiban cinta-NYA benar-benar ada. Dan hanya akan terjadi pada orang-orang yang percaya. Haqqul Yakin pada janji-NYA.

Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti event #2ndAnniversaryElSya.
Dan juga dalam rangka menyemangati diri sendiri dan teman-teman yang sedang dalam masa penantian. Jangan pernah berputus asa. Jangan pernah su'udhon terhadap takdirNYA. Fokuslah memperbaiki diri. Teruslah belajar, berbuat, dan menebar manfaat. Juga tingkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Selebihnya, biarkan keajaiban takdirNYA bekerja.



Happy Anniversary Bang Syaiha dan Teh Ella Nurhayati. Semoga sakinah hingga ke Jannah. Salam buat Bang Alif ya . ^_^

Di antara hembusan angin sepertiga malam.
Di bawah gemerlap langit kota Melaka.
Kamis, 31 Maret 2016.
Deasy Windayanti.



#OneDayOnePost
#HariKe-22


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)