Masihkah KAU Sudi Menerima ?



Mata yang kian jauh dari membaca kalamMU.
Langkah kaki yang semakin jauh dari rumahMU.
Mulut yang rutin mengghibah, caci, dan fitnah.
Telinga yang lebih nyaman mendengar  gosip di layar kaca.

Wahai tangan ?
Kapan kali terakhir engkau kuajak bersedekah ?
Wahai perut ?
Kapan kali terakhir engkau berpuasa ?

Adzan yang sering terabai.
Subuh yang sering terlewat.
Dhuhur yang selalu sibuk urusan kerja.
Ashar yang sering macet diperjalanan.
Maghrib yang sudah menjelang isya'.
Saat Isya' tiba, aku pura-pura penat.

Hingga Malaikat Atid benar-benar penat mencatat.
Sedang Malaikat Roqib masih setia menanti.
"Ah mungkin sepertiga malam nanti, tahajjud masih ada"
Begitu bisik Sang Roqib.
Ya, tahajjud memang masih ada.
Tapi usia tak selalu tersedia.

Terbelenggu kesibukan dunia.
Terbuai kenikmatan sementara.
Hingga bayang - bayang Izrail muncul di depan mata.
Semakin mendekat.
Menawarkan sebuah takdir bernama kematian.
Mulutku membisu.
Seluruh Tubuhku kaku.
Oh Tuhanku...
Aku ingin bertaubat.
Masihkah Kau sudi menerima ?


Dalam balutan senja kota Melaka.
Selasa, 1 Maret 2016.
Yang ingin selalu di dekatMU.
~Deasy Windayanti~

#ODOP hari ke dua.
#KeepWriting.





Komentar

  1. Nice mba Deasy :)

    Hanya itu ada sedikit typo pada kata menghibah, g nya ada 2...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks kritiknya mbak.
      Bukankah dr kata dasar ghibah kalau diberi imbuhan me jadi me + ghibah = mengghibah.
      Kalau menghibah nanti jadi kata dasarnya hibah = hadiah.

      Maaf kalau salah mbak.
      Nanti saya cari tahu lagi. Hehe 😊

      Hapus
  2. Baguss puisinya.. untuk merenungkn diri lagi

    BalasHapus
  3. Terima kasih telah mengingatkan,,,

    BalasHapus
  4. Masya Allah...
    Muhasabah diri...

    BalasHapus
  5. Terima kasih semua...
    Sebenarnya puisi ini ditulis terutama untuk mengingatkan diri sendiri. 😊
    Salam ODOP.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)