Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Hanya Tentang Selera

Gambar
Sejak memutuskan merantau ke Malaysia aku merasa agak sedikit ketinggalan tentang film-film yang lagi booming di Indonesia. Maksudnya film produksi tanah air, bukan film import. Karena bioskop di Malaysia hanya memutar film lokal (film produksi Malaysia) dan film yang masuk dalam jajaran film Internasional. Dulu tahun 2013 saat 5 cm baru dirilis,  sedih sekali rasanya tidak berkesempatan nonton di bioskop. Beberapa teman memposting foto tiketnya ke media sosial, beberapa lagi bahkan mengulas review film itu secara lengkap. "Rugi kamu gak nonton Deasy, film ini bisa nambah rasa nasionalisme loh," ungkap seorang teman berapi-api. Apa yang bisa kulakukan? Tidak ada, selain sabar menunggu filmnya keluar di YouTube . Pasif banget kan? Hal yang sama juga terjadi pada film yang berasal dari novel yang sudah kubaca. Seperti Assalamualaikum Beijing (Asma Nadia), Surga Yang Tak Dirindukan (Asma Nadia), Pesantren Impian (Asma Nadia), 99 Cahaya di Langit Eropa (Hanum Salsabila Rai

Kau Adalah Puisiku

Kau adalah puisiku. Kutulis dengan tinta doa terindah. Kubaca dengan harapan membuncah. Kuhafal dengan kasih paling ramah. Kau adalah puisiku. Kususun dengan diksi sederhana. Namun penuh makna. Sebab begitulah sesungguhnya hidup kita. Bersahaja tapi penuh cita. Kau adalah puisiku. Bait demi baitmu mengukuhkan hadirku. Mengungkap tanda tanya besar dalam kalbu. Tentang sosok yang akan membimbingku. Kelak jika takdirNYA telah sampai waktu. Kau adalah puisiku. Yang tak henti kusebut dalam lima waktuku. Juga dalam sujud panjang di sepertiga malamku. Tak akan pernah bosan menyeru. Sebab Yang Maha Pengasih sungguh tahu. Kau adalah puisiku. Telah kusiapkan ruang khusus di hati. Untuk menunggu hadirmu dalam sanubari. Kelak jika telah sampai masa kau isi. Akan ku akhiri semua penantian ini. Kau adalah puisiku... Sepanjang waktu.... #OneDayOnePost

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Gambar
Ilustrasi by google image Dear diary, Ku ingin cerita kepadamu. Tentangnya yang dulu singgah dihatiku. Semenjak itu hidupku jadi bahagia. Karena dia slalu ada di hidupku.. Ooo.. Penggalan lirik lagu dari grup band Ratu yang sempat nge hits sekitar tahun 2007 silam ini membuatku teringat masa-masa SMP. Aih bukan.. ini bukan nostalgia tentang si dia. Tapi ini mengingatkanku pada masa-masa dimana aku semangat nulis buku diary . Apa? Nulis buku diary dianggap kuno? Sudah gak zaman lagi? Sepertinya kalian perlu berpikir ulang sebelum mengatakan demikian. Pasalnya, menulis buku diary itu memiliki beberapa manfaat loh. Mau tahu apa saja keuntungan menulis buku diary secara rutin? Okey check this out ! 1. Sebagai media curhat yang aman . Sebagai makhluk sosial, tentu saja kita mempunyai perasaan ingin berbagi cerita tentang masalah kehidupan kita sehari-hari. Tentang bagaimana perasaan kita menghadapi hari ini. Tentang bagaimana kondisi hati kita saat ini. Ketika kecewa, se

Dibantai? Siapa Takut!

Gambar
Sumber gambar : metronews.viva.co.id Dibantai? Aduh seram banget ya judulnya? Jadi merasa sedang berada di tempat penjagalan hewan pula. Eh tenang kawan, ini tidak semenakutkan yang kalian pikirkan kok. Pembantaian yang saya maksud disini adalah pembantaian karya. 'Bantai' hanya sebuah istilah ekstrim yang diciptakan Bang Syaiha  untuk kegiatan sumbang kritik di grup menulis One Day One Post (ODOP). Jadi gini, agar grup whats app ODOP semakin ramai, Bang Syaiha mempunyai ide yang cukup baik. Setiap hari ada satu tulisan yang dikritik habis-habisan. Jadi selain berkomentar di blog sesama anggota ODOP, kita juga diwajibkan mengkritik tulisan seseorang yang dapat jatah setor link tulisan untuk dikritik pada hari tersebut. Eh paham kan dengan maksud saya? Paham aja deh 😜. Enam hari sudah acara sumbang kritik ini berlangsung. Jika mengikuti secara konsisten, ada banyak ilmu kepenulisan yang kita dapat. Belajar dari kesalahan orang lain, noted , diingat-ingat, terus diapl

Bertahan

Gambar
Ilustrasi by :www.dakwatuna.com Pernahkan kalian berada di persimpangan jalan? Bimbang memilih antara bertahan atau mengakhiri? Bukan kawan, ini bukan tentang sebuah hubungan. Tapi ini tentang impian. Okey dari pada makin berbelit-belit dan membuat kalian sakit kepala, baiklah akan saya ceritakan kisah ini. Sudah dua bulan aku mengikuti grup menulis One Day One Post (ODOP). Sebuah kelas menulis online yang mewajibkan anggotanya posting tulisan di blog setiap hari. Jika satu hari tidak posting tulisan, maka dianggap hutang, dan hari berikutnya harus posting dua tulisan. Jika hutang tulisan sudah mencapai angka lima, maka dipersilahkan untuk keluar dari grup secara sukarela. Awalnya aku merasa oke-oke saja. Bisa mengikuti pembicaraan di grup whats app ODOP, walaupun kadang-kadang hanya sebagai silent reader . Konsisten posting tulisan di blog setiap hari. Walaupun kadang-kadang hutang tulisan satu atau dua hari tak masalah. Masih sanggup kubayar pada hari berikutnya. Juga ber

Buku, Teman Bermainku, Sahabat Setiaku.

Gambar
Kata orang kalau kita dominan otak kanan, kita akan cenderung mudah menghafal. Dulu sih pernah ikut test abal-abal di sebuah aplikasi android. Dan dari beberapa test itu aku terdeteksi 65% dominan otak kanan. Tapi nyatanya aku tetaplah si pelupa 😄. Buktinya aku tidak ingat sama sekali kalau hari ini adalah hari buku. Beruntunglah kawan fb ku orang-orang hebat semua. (Ciyee.. hiperbolik banget) Kebanyakan para penulis dan calon penulis hebat. Mereka banyak share artikel tentang hari buku. Tiba-tiba jadi tertarik untuk menulis tentang buku. Berbicara tentang buku, rasanya seperti bercermin pada perjalanan hidupku. Terlahir dari keluarga yang sederhana membuat masa kecilku jauh dari kata teknologi. Waktu SD kawan-kawan sebayaku sebagian besar punya mainan yang cukup canggih pada zaman itu. Seperti nintendo, kotak musik, mobil tamiya, robot yang bisa berjalan sendiri, dll. Karena kondisi ekonomi orang tuaku yang pas-pasan, membeli mainan menjadi prioritas ke sekian yang harus terpenuhi.

Rasanya Baru Kemarin

Rasanya baru kemarin. Tangan lembut perempuan itu. Perlahan mengusap kepalaku. Tubuh gagah lelaki itu. Begitu erat mendekapku. Serentak mereka berseru. "Hati-hati di tanah rantau. Jangan pernah tinggalkan lima waktumu." Rasanya baru kemarin. Kita berkumpul di GOR Merdeka. Saling memeluk dan berkata "Sukses selalu kawan, jangan pernah saling melupa" Derai air mata. Mengiringi purnawiyata SMA. Rasanya baru kemarin. Belajar naik sepeda bersama ayah. Menyusun puzzle bersama bunda. Memanjat pohon jambu tetangga. Bermain lumpur saat hujan tiba. Rasanya baru kemarin. Mengaji ke TPQ bersama-sama. Terbata mengeja huruf hijaiyah. "Alif, Ba', Ta" bimbing ustadzah. Rasanya baru kemarin ... Kalimat ini tak akan pernah habis Mengungkap detik-detik kenangan. Sepotong episode hidup anak manusia. Hingga kita tersadar. Tubuh menjelma sosok dewasa. Usia yang tak lagi serupa. Terlena, terperdaya dunia fana. Demi masa. Sesungguhnya manu

Hari Kartini dan Budaya Literasi

Gambar
Sumber gambar : m.bolague.com Aku membuka jendela kamar perlahan. Masih gelap. Sang surya belum menampakkan sinarnya. Semburat fajar di arah timur menandakan subuh segera tiba. Kuraih hp yang sedang bergetar. Ada beberapa pesan Whats App . Segera kubaca dan kubalas seperlunya. Tiba-tiba aku jadi tergoda untuk membuka media sosial yang lain. Baru saja sampai di beranda fb, mataku sudah disuguhi beberapa foto baju kebaya dan status tentang hari Kartini. Hal yang sama juga ada di akun bbm ku. Lihat kalender sekejap. Eh benar sekarang hari Kartini ya? Duh kok jadi pelupa gini sih 😄. 21 April 1879 silam, salah satu pahlawan wanita Indonesia lahir ke dunia. Raden Ajeng Kartini namanya. Dulu waktu masih sekolah, dari TK hingga SMA, perayaan hari Kartini tidak pernah lepas dari batik dan kebaya. Pun demikian dengan beberapa instansi pemerintah lainnya, turut merayakan hari Kartini dengan pakaian adat Jawa tersebut. Kadang aku berpikir. "Sesungguhnya apa korelasi antara hari Ka

Di Sini

Gambar
Gambar ilustrasi : www.expedia.co.id Di sini. Gedung-gedung tinggi. Menjulang langit. Menyentuh bintang. Mimpi-mimpi kami, pun begitu jua. Mengangkasa. Menembus batas udara. Di tanah rantau ini, Kuala Lumpur. Rindu itu kian menggempur. Pertahananku nyaris hancur. Rasanya... ingin segera menghambur. Kembali, ke negeri Leluhur. Tidak ! Jiwaku memberontak. Masih banyak asa yang belum tercapai. Masih banyak mimpi yang belum teraih. Masih ada janji yang belum tertunai. Sabar, perjuangan ini belum usai. Kelak, akan tiba masa untuk menuai. Menebalkan tekad. Menguatkan semangat. Usaha dan doa. Kunci segala cita. Tawakkal pada yang Esa. Tempat berpulang seluruh resah. #OneDayOnePost

Malam

Gambar
Sumber gambar ilustrasi : jjgp.deviantart.com Tes! Satu butir air bening menetes di pipi Laily. Diusapnya perlahan dengan punggung tangan. Bekas memar merah yang tersisa menandakan baru saja ada tamparan yang mendarat di sana. Pedih. Tapi hatinya jauh lebih pedih. Tak tahu kemana harus meminta pertanggung jawaban atas rasa pedih yang menimpa hidupnya. Pukul sebelas malam. Gelap sempurna membungkus semesta. Semua teman yang seprofesi dengannya telah lelap ke alam mimpi. Wajah-wajah polos dan lelah itu tidur berbaris di gubuk bambu yang telah bolong sana-sini. Lelah? Laily sudah akrab dengan satu kata itu. Tapi rasa lelah tak juga mampu mengantarkan gadis 12 tahun ini untuk segera menutup mata. Rasa kantuk itu belum datang. Yang datang hanya rasa benci, sesal, dan sedih. Ia buka jendela kayu di tepi sana. Wusss hawa dingin mulai menyentuh kulit hitamnya. Hembus angin membelai rambut panjangnya. Ia menatap ke depan. Gelap. Lampu kuning 5 watt hanya menyisakan remang cahaya keci

Balada Sang Pemimpi

Januari. Laksana ditakdirkan sebagai gerbang pembuka. Bulan urutan pertama dalam kalender masehi ini selalu disambut megah di berbagai belahan dunia. Pesta kembang api, pesta barbeque , dan berbagai bentuk kemeriahan lain selalu mengiringi kehadiran bulan ini. Tak mau ketinggalan, kau pun sama. Sebagai pemimpi ulung, kau menyambut awal tahun dengan berbagai resolusi. Kau susun asa mengangkasa. Kau daftar mimpi-mimpimu lengkap sedetail mungkin. Kau berteriak pada dunia. "Inilah aku sang pemimpi. Yang siap melangkahkan kaki dengan cita yang tinggi." Februari. Semangatmu kian membara. Kau pandangi barisan daftar impian setiap masa. Prinsipmu kerja nyata. Bukan sebatas kata. Tak pernah lelah melejitkan usaha. Tak pernah henti khusyu' mendoa. Dengan energi yang menggelora. jiwamu mantap melangkah. Maret, April, Mei, dan Juni. Usahamu makin sengit. Prestasimu kian melangit . Pencapaian demi pencapaian membuatmu bangga. Cepat berpuas diri, tinggi hati, dan lalai. Larut d

Ayah, Putri Ingin Menjadi Lebah.

Gambar
Gambar ilustrasi : www.pernikdunia.blogspot.com Bocah kelas satu SD itu mengusap peluh di dahi. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi kelopak matanya. Nafasnya terengah-engah. Hembusan angin menerbangkan rambut panjangnya yang dikuncir dua. Mata sipit dengan pipi tembamnya sungguh menggemaskan. Membuat siapa saja yang melihat serasa ingin mencubit pipi bakpaunya. "Ayah Putri capek, kita duduk dulu disana yuk." Laki-laki dewasa yang dipanggil ayah itu mengangguk. Digandengnya erat tangan bocah usia tujuh tahun itu. Mereka duduk berdampingan di salah satu bangku taman alun-alun kota ini. Di sekitarnya tumbuh beraneka ragam jenis bunga. "Putri disini dulu ya, ayah mau kesana." Ungkap sang ayah sambil menunjuk arah pedagang makanan yang berbaris rapi mengelilingi alun-alun. Beberapa menit kemudian ayah datang dengan membawa kue donat kesukaan Putri. Namun ayah kebingungan mencari anak sulungnya. Kemana Putri? Ya, gadis kecil itu tidak sedang duduk di tempat ta

Menghadapi Dampak Fenomena El Nino di Malaysia

Gambar
Alhamdulillah... Jumpa lagi dengan pembaca setia Jendela Hati Deasy . Apa kabar sahabat pembaca? Sudah siap menjalani aktivitas hari ini dengan semangat? Eh sudah mandi belum? Sudah berapa kali mandi hari ini? “Panas betul lah , habis mandi pun macam dah panas lagi.” “Hish kenapa ya, pagi, petang , malam panas terus” “Dimana-mana panas ya? Bahkan di dalam line yang full AC pun masih gerah.” Suara-suara itu adalah sebagian keluhan teman-teman di sekitarku. Ya, cuaca di Malaysia sekarang cukup panas. Kalau biasanya suhu maksimal berkisar antara 28-35 derajat celcius. Namun, pada saat- saat seperti ini suhu maksimal di Malaysia bisa mencapai 35-38 derajat celcius. Mengapa cuaca tiba-tiba jadi meningkat? Menurut Jabatan Meteorologi Malaysia, Malaysia merupakan salah satu di antara beberapa negara yang mengalami dampak dari fenomena El Nino. Sehingga menyebabkan cuaca panas yang berterusan. Fenomena el nino? Apa pula itu? Kalau kata wikipedia sih, El nino adalah gejala penyimpangan (anom

(Bukan) Lelaki Bintang

Gambar
gambar ilustrasi dari : http://news.flyyarmy.com                                             Pening. Aulia merasakan sakit kepala yang luar biasa. Dicobanya membuka mata perlahan. Pingsan selama tujuh jam lebih membuat indera penglihatannya belum sepenuhnya pulih. Seberkas cahaya menembus retina perempuan bermata bulat tersebut. Samar-samar ia menyadari keberadaannya di ruangan serba putih ini. “Alhamdulillah... Kau telah sadar Au” suara itu... Ah ini tidak mungkin. Hanya ada satu manusia di dunia ini yang memanggilnya Au. Keluarga, Ustadz-ustadzah di panti asuhan, atau teman-teman lainnya selalu memanggil nama belakangnya ‘Lia’ atau nama penuh ‘Aulia’. Jadi? Apakah dia ada disini? Wanita berjilbab hitam itu berusaha mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya. Astaghfirullah... Benar, suara itu memang berasal dari laki-laki di depannya ini. Orang yang mati-matian berusaha dihapus dari memori hidupnya. Lelaki yang begitu berarti baginya tujuh tahun silam. “Jangan mendekat Hans, ak

Hati kita, berbeda atau bersama? (Part 2 - end)

Gambar
Sudah baca kisah permulaannya? Baca dulu =>  Hati Kita Berbeda atau Bersama? (Part 1) Okey ini kisah lanjutannya : Mendengar panggilan itu, gadis di depanku hanya nyengir. Mematung lama.Tanpa suara. Tapi pandangannya cukup mengunci hatiku. "Hei Pria capung, masih ingat sama si hidung jambu ini? Kirain udah lupa. Secara gitu loh udah jadi petani hebat sekarang" ungkapnya disertai dengan tawa renyah. Oh... Terima kasih Tuhan, ternyata si hidung jambuku tidak berubah. Tetap supel dan ramah, meski tetap menjaga batas-batas pergaulan dengan lawan jenis. friendly and religius . Begitu otakku menyimpulkan kepribadiannya. "Eh bantuin cari dong, sandalku hilang nih. Aduh padahal juga cuma sandal jepit pasar kampung. Tega banget lah yang ngambil ini." Dan masih tetap humoris juga. Sepuluh menit lebih aku thawaf keliling masjid. Tak juga kutemukan wujud sandal jepit itu. Langit semakin gelap dihiasi mendung. Kilat yang menyambar menandakan hujan segera mengguyur. &qu

Hati kita, Berbeda atau Bersama ?

Gambar
Lahir pada bulan dan tahun yang sama, hanya selisih delapan hari membuat kita nyaris tak pernah berpisah. Dari Taman Kanak-kanak hingga SMA takdir selalu menyatukan kita dalam sebuah kebersamaan. Juga ketika mengaji di surau kampung ini. Hai, masih ingatkah kau dengan semua itu? Tidak hanya fisik kita yang dekat, rumah kita juga. Walaupun sejatinya jauh secara kasta. Rumah kita hanya berjarak beberapa langkah kaki. Sedangkan kasta kita sangat jauh. Bagai langit dan bumi. Rumahmu yang menjulang tinggi, sedang rumahku? Kerdil membumi. Oh ya, ada satu lagi yang dekat. Hati kita. Setidaknya itu menurutku. Walaupun aku tidak pernah mendengar pengakuanmu. Tapi, bukankah gerik tubuh dan tatapan mata sudah  cukup memberi informasi dibanding sebuah pengakuan mulut? Jika dalam perlombaan menulis ada deadline, ternyata begitu juga dengan kebersamaan kita. Tuhan hanya memberi batas waktu hingga ulang tahunku yang ke 19. Melihat nilai ijazah SMA mu yang cemerlang papamu memaksamu untuk study di

Kemenangan Hati

4.30 AM waktu Malaysia. Alarm hp sudah melengking mendendangkan lagu Duhai Pendampingku-Edcoustic. Memecah kesunyian pagi di sudut kota Melaka ini. Juga memecah kesadaranku yang baru muncul pasca tidur kurang nyenyak malam tadi. Refleks tangan ini menekan tombol tunda. Sedetik kemudian alarm hp ku membisu. Dan pemiliknya? Ya tebakan kalian benar. Aku kembali terlelap. Memanjakan rasa malas yang menghantuiku beberapa hari terakhir. 5.15 AM. "Deasy... bangun.... kau kerja tak? Aduhai makanya setting alarm tu jangan lagu yang slow-slow . Setting lah lagu yang semangat-semangat. Cepat bangun dah pukul 6 nih." Teriakan Kak Ika membuatku panik. Melemparkan guling Rillakuma yang dari tadi kupeluk rapat. Hah untunglah baru 5.15 AM, bukan pukul 6 seperti teriakannya tadi. Hemh, ternyata dia cuma membohongiku. Tak apalah demi kebaikanku juga. 6.05 AM. "Assholaatu khairum minan naum... Allahuakbar... Allahuakbar.. Laaailaaha illallah..." Ad

Antara Kebosanan dan Suara Nurani

Teman-teman pernah mengalami lemah semangat? Bosan dengan rutinitas sehari-hari? Merasa hidup ini sungguh monoton dengan kegiatan yang itu-itu saja? Saya sering mengalami semua hal tersebut. Jadi, ketika Bang Syaiha memberi tugas untuk menulis tentang kegiatan sehari-hari, otomatis otakku langsung berpikir keras. Apa yang menarik dengan kegiatan sehari-hariku? Apa yang bisa bermanfaat  dan menginspirasi untuk dijadikan sebuah tulisan? Hemh, setan pesimis tiba-tiba menyerang. "Tidak ada yang menarik dengan kegiatan sehari-harimu Deasy. Bangun tidur, mandi, makan, berangkat kerja. Pulang kerja, mandi, makan, tidur lagi. (kecuali pas weekend dan off day selalu jalan-jalan sama Javamed .) Begitu terus setiap hari, lalu apa yang menarik untuk ditulis? Sudah nyerah saja, lambaikan tangan pada Bang Syaiha dan teman-teman ODOP". Alhamdulillah, belum sempat aku termakan kalimat 'jahat' setan pesimis, tiba-tiba malaikat optimis datang berbisik "Deasy, Tuhan menciptaka

Ingin Hidupmu Tenang? POSTING Saja !

Ingin hidupmu tenang? Posting saja. Kalimat ini pasti berlaku untuk para anggota ODOP. Sudah kenal ODOP? ODOP(One Day One Post) adalah sebuah kelas menulis online yang mewajibkan anggotanya posting tulisan di blog SETIAP HARI. Jadi kalau belum posting pasti belum tenang kan? Karena tiap hari harus nulis, maka semua indera kita akan lebih peka dengan keadaan sekitar. Apapun yang kita alami, apapun yang kita jumpai inginnya ditulis saja semua. Tapi, keadaan tidak selalu berbanding lurus dengan keinginan. Pas dapat ide kadang-kadang tengah sibuk. Eh pas waktu luang malah idenya menguap entah kemana. Kalau sudah berhasil posting tulisan untuk satu hari itu rasanya tenang. Ada kepuasan tersendiri yang merasuki kalbu. Bukan, bukan puas dengan hasil tulisan kita. Karena kepuasan diri yang mengarah pada kesombongan atau tinggi hati sangat tidak baik. Maksudnya, puas karena telah menaklukkan kemalasan diri. Puas sebab berhasil mengalahkan kesibukan dengan tetap rutin menulis. *** Ingin h