Bertahan


Ilustrasi by :www.dakwatuna.com


Pernahkan kalian berada di persimpangan jalan? Bimbang memilih antara bertahan atau mengakhiri? Bukan kawan, ini bukan tentang sebuah hubungan. Tapi ini tentang impian. Okey dari pada makin berbelit-belit dan membuat kalian sakit kepala, baiklah akan saya ceritakan kisah ini.

Sudah dua bulan aku mengikuti grup menulis One Day One Post (ODOP). Sebuah kelas menulis online yang mewajibkan anggotanya posting tulisan di blog setiap hari. Jika satu hari tidak posting tulisan, maka dianggap hutang, dan hari berikutnya harus posting dua tulisan. Jika hutang tulisan sudah mencapai angka lima, maka dipersilahkan untuk keluar dari grup secara sukarela.

Awalnya aku merasa oke-oke saja. Bisa mengikuti pembicaraan di grup whats app ODOP, walaupun kadang-kadang hanya sebagai silent reader. Konsisten posting tulisan di blog setiap hari. Walaupun kadang-kadang hutang tulisan satu atau dua hari tak masalah. Masih sanggup kubayar pada hari berikutnya. Juga berusaha aktif blog walking di rumah maya teman-teman anggota ODOP yang lain. Saling support, saling memberi semangat.

Tapi, semakin hari rasanya semakin berat. Aku mulai terkejar-kejar dengan kesibukan. Kerja 12 jam sehari, belum nyuci baju, setrika, dan pekerjaan rumah yang lain. Apalagi kalau bersamaan dengan jadwal piket asrama. Benar-benar terasa lelahnya. Rasanya ingin menyerah saja. Tapi berkaca pada teman-teman ODOP yang lain aku jadi malu. Ada mbak Lisa, seorang guru SD sekaligus ibu 3 anak. Anak bungsunya bahkan masih balita. Bisa dibayangkan betapa sibuknya hari-hari mbak Lisa? Membagi waktu antara mengajar, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, dan mengurus ketiga buah hatinya. Tapi nyatanya mbak Lisa masih tetap bertahan di ODOP. Bahkan selalu setor link tulisan pada awal-awal waktu.

Ada juga anggota ODOP dari kota Bandung, Bang Gilang namanya. Seorang mahasiswa dengan aktivitas yang cukup padat. Hingga terkadang hanya menyisakan waktu 2 jam untuk tidur. Tapi apakah Bang Gilang menyerah? Tidak!!! Ia bahkan hampir setiap hari menduduki tempat teratas dalam grup share link. Artinya dia selalu setor link tulisan paling awal. Sekitar jam 12.00 AM Saat orang lain sudah terlena dalam mimpi. Bang Gilang masih berlelah-lelah merangkai kata, menysun kalimat, hingga menjadi sebuah tulisan demi memenuhi tugas ODOP. Ada satu tulisan pemuda ini yang benar-benar menjadi cambuk untuk menyemangati diri. Ini tulisannya : Hampir Menyerah

Ada lagi mbak Vinny, seorang ibu energic dari 3 balita lucu-lucu. Kepadatan aktivitasnya tidak menjadi alasan untuk malas menulis. Ia juga aktif di grup bahasa arab, serta kelas menulis dan bisnis yang digagas oleh Indari Mastuti, seorang penulis & CEO Indscript corp.

Dan contoh yang paling nyata berada cukup dekat denganku. Kak Dewi namanya. Seorang TKI (Tenaga Kerja Inspiratif 😄😜) asal Medan ini sungguh luar biasa semangatnya. Selain sebagai mahasiswi UT pokjar Kuala Lumpur, ia juga aktif di kegiatan FOKMA (Forum Komunikasi Muslimah Indonesia di Malaysia). Sudah pernah menghasilkan beberapa buku antologi bersama Bunda Pipit Senja. Kadang aku berfikir, "kak Dewi ini manusia apa robot sih? Kok nggak ada capeknya? Terus kapan tidurnya coba?"

Semangatku kembali menggelegak setelah bercermin dari mereka. Juga dari semua teman-teman ODOP yang tidak saya sebutkan disini. Mohon maaf ya, kalian semua benar-benar inspiring. Tapi tiba-tiba semangat itu musnah tak berbekas. Rasa putus asa yang kuat menghantuiku berkali-kali. Bukan, kali ini bukan tentang kesibukan. Tapi lebih karena kondisi fisik.

Minggu-minggu kemarin aku didera rasa sakit gigi yang sangat menyiksa. Ditambah lagi migrainku juga kambuh dalam masa yang bersamaan. Berkali-kali harus ke klinik untuk mendapat obat. Setelah minum obat rasa sakit gigi dan sakit kepala itu perlahan lenyap. Tapi akan muncul lagi ketika aku kembali beraktivitas. Berhari-hari dalam kondisi seperti ini membuat hutang menulisku sudah mencapai angka tiga. Jangankan untuk menulis, dibuat duduk saja rasanya sudah lemas. Benar-benar tak berdaya saat itu. Sungguh sedih. "Jika besok tak kunjung sembuh juga, sepertinya aku memang harus keluar dari ODOP". Begitu pikirku.

"Lalu, bagaimana dengan impianku menjadi penulis? Bagaiman dengan komitmenku untuk menyebarkan kebaikan melalui tulisan?" Aku benar-benar bimbang. Saat rasa bimbang itu sudah mencapai puncaknya, tak sengaja aku membaca postingan di facebooknya Budi Waluyo, seorang founder Sekolah TOEFL online.

Sumber gambar : fb Budi Waluyo


Aku rasa peristiwa ini bukan kebetulan. Sebab bagi orang beriman tidak ada kata kebetulan di muka bumi ini. Semua yang terjadi atas izinNYA. Dan tentu saja demi kebaikan kita. Aku rasa ini adalah salah satu caraNYA untuk menjawab kebimbangan hatiku. Jika seorang penderita lupus saja tetap semangat bertahan dan tidak mau menyerah, apa tidak malu kalau aku memutuskan menyerah hanya karena sakit gigi? Ya, tidak perlu berpikir lama. Aku segera ke klinik. Meminum obat sesuai aturan. Mengikuti semua saran Dokter. Terutama untuk cabut gigi. Dua kata yang cukup menciutkan nyaliku. Alhamdulillah sekarang aku sudah kembali sehat. Bisa beraktivitas lagi. Hutang menulisku juga sudah berkurang. Tinggal 2 hutang lagi. Semoga bisa kubayar saat weekend nanti.

Bismillah, di tengah semua keterbatasan ini, aku memilih untuk BERTAHAN !!!

#OneDayOnePost

Komentar

  1. Dinikmati prosesnya mba Deasy, suatu hari akan jadi kenangan yg tak terlupakan. Tetap semangat yaa...

    BalasHapus
  2. Semua anggota ODOP memang hebat
    Inspiring Dan tetap semangat

    BalasHapus
  3. Tetap semangat semuanya ya, plends, kita pasti bisa!!

    BalasHapus
  4. Tetap semangat semuanya ya, plends, kita pasti bisa!!

    BalasHapus
  5. Tetap semangat Mba. Setiap anggota memiliki masalahnya sendiri. Saya saja berada di luar rumah dari pukul 6 pagi. Sampai di rumah di atas jam 10 malam. Kalo dipikir kapan nulisnya. Tetapi saya selalu semangat. 1-2 jam saat bangun tidur itu waktu yang saya gunakan sebaik-baiknya. Jadi ayo Mba...tetap semangaaatt!!

    BalasHapus
  6. ternyata ada nama aku. hehe. semangat mba :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)