Balada Sang Pemimpi

Januari.
Laksana ditakdirkan sebagai gerbang pembuka. Bulan urutan pertama dalam kalender masehi ini selalu disambut megah di berbagai belahan dunia. Pesta kembang api, pesta barbeque, dan berbagai bentuk kemeriahan lain selalu mengiringi kehadiran bulan ini.
Tak mau ketinggalan, kau pun sama. Sebagai pemimpi ulung, kau menyambut awal tahun dengan berbagai resolusi. Kau susun asa mengangkasa. Kau daftar mimpi-mimpimu lengkap sedetail mungkin. Kau berteriak pada dunia. "Inilah aku sang pemimpi. Yang siap melangkahkan kaki dengan cita yang tinggi."

Februari.
Semangatmu kian membara. Kau pandangi barisan daftar impian setiap masa. Prinsipmu kerja nyata. Bukan sebatas kata. Tak pernah lelah melejitkan usaha. Tak pernah henti khusyu' mendoa. Dengan energi yang menggelora. jiwamu mantap melangkah.

Maret, April, Mei, dan Juni.
Usahamu makin sengit. Prestasimu kian melangit . Pencapaian demi pencapaian membuatmu bangga. Cepat berpuas diri, tinggi hati, dan lalai. Larut dalam hingar bingar perayaan hasil dan foya-foya. Terlena dengan kesuksesan sementara. Semu dan fana. Mulai lupa dengan azam yang telah kau tanam. Mulai alpa untuk merapal doa.

Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Setengah tahun telah hilang. Hanya menyisakan setengah lagi peluang. Bumi yang berotasi. Siang malam silih berganti. Kau masih saja bermimpi. Tanpa diimbangi evaluasi diri. Resolusi yang tak sebanding dengan aksi.  Semangat itu? Hemh, Masih ada. Walau hanya tinggal sisa, yang perlahan melemah.

November.
Mesin waktu yang berputar laju, sukses mengantarkanmu pada bulan ke sebelas. Hanya menyisakan satu bulan lagi untuk merealisasikan  barisan mimpi-mimpimu. Menyesal. Satu kata yang tiba-tiba mendominasi pikiranmu. Masih banyak yang belum terwujud. Masih jauh dari target yang kau buat. Berlari? Ah mustahil. Berapa cepat kekuatan nafasmu? Mengejar ketertinggalanmu dengan hanya sebulan yang masih di depan sana.

Desember
Gerbang tahun ini akan segera ditutup.
Jiwamu tertunduk lesu. Memandang lama daftar mimpi-mimpi. Indah, tersusun rapi. Sayang hanya di atas kertas. Tak banyak yang terealisasi. Wahai sang pemimpi, tidakkah kau sadar? Bahwa bermimpi saja tidak akan pernah cukup. Semua orang bisa bermimpi. Tapi tak semua mampu memperjuangkannya.

Aliran penyesalan kian pekat. Tapi kau segera bangkit. Menatap langit. Tak ingin berlama-lama dalam aroma putus asa. Apabila sebulan yang ada tak sanggup kau kejar, tenanglah tahun berikutnya akan datang. Jika usia masih tersisa. Jika raga masih bernyawa. Semoga tak terulang segala yang telah terbuang. Di antara rintik hujan senja, di balik ilalang belakang rumah. Kau kepalkan kedua tangan. Lalu hatimu berteriak keras.
"Saksikanlah wahai dunia. 
Aku bukan lagi sang pemimpi. 
Tapi aku SANG PEJUANG MIMPI !!!
Oh Tuhan...
Berilah kesempatan 
Untuk berjumpa tahun depan."



#OneDayOnePost
#HariKe_32

Komentar

  1. Bner banget, skrg waktunya menjadi sang pejuang bukan sang pemimpi... Semangat...

    BalasHapus
  2. Nadilla suka yang ini,

    Februari.
    Semangatmu kian membara. Kau pandangi barisan daftar impian setiap masa. Prinsipmu kerja nyata. Bukan sebatas kata. Tak pernah lelah melejitkan usaha. Tak pernah henti khusyu' mendoa. Dengan energi yang menggelora. jiwamu mantap melangkah.

    BalasHapus
  3. aku juga sedang berjaung merealisasikan mimpi
    semoga tidak berhenti di tengah jalan

    BalasHapus
  4. Yah memang seperti itu awal tahun banyak harapan dan mimpi2 yang direncanakan tapi keinginan itu tak semuanya dapat terwujud hingga pergantian tahun lagi.

    BalasHapus
  5. "Kenek di titeni yen wulan April nyekel duit, setahun iki awakmu bakal ayem terus" anekdot Mbh Moen.
    Bisa dipastikan, jika bln April kalian memegang uang banyak, maka setahun kedepan kalian akan bahagia - KH Maimoen Zubair

    BalasHapus
  6. Yang penting nggak berhenti berjuang...semangatt..😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)