Kaya Raya Bermodal Hobi? Mengapa Tidak?

Apa sih hobi itu?

Pernahkah kalian merasa sangat antusias mengerjakan sesuatu? Merasa bahagia tak terkira saat melakukan sebuah kegiatan? Merasa waktu berjalan begitu cepat? Tak pernah merasa terbebani oleh kegiatan tersebut? Pernah? Nah kegiatan itu tentu salah satu hobimu bukan?

Kalau kata si Wikipedia nih hobi atau kegemaran adalah kegiatan rekreasi yang dilakkukan pada waktu luang, untuk menenangkan pikiran seseorang. Jadi hobi merupakan sesuatu yang kita senangi dan sering kali kita kerjakan.

Hobi membuat kita jadi ‘egois’, benarkah?

Sudah tahu pengertian hobi kan? Ya, suatu kegiatan yang sangat kita minati dan sering kali kita lakukan itulah yang kita sebut dengan hobi. Merasa bahagia saat menjalani hobi? Merasa waktu kita bermanfaat? Tak terbuang sia-sia? Eit tunggu dulu! Hobi seseorang bersikap subyektif loh.

Mengapa bisa disebut subyektif? Karena bagi seorang pencinta musik, para gamer (orang-orang yang hobi nge-game) itu adalah orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Bagi para book lovers, mereka yang menghabiskan sebagian besar waktunya di dapur adalah orang-orang yang kurang pandai memanfaatkan waktu. Padahal penilaian ini berbanding terbalik dengan orang yang hobi memasak bukan?

Nah sudah sependapat kan kalau hobi itu bersifat subyekstif? Memang benar hobi membuat kita merasa bersemangat mengerjakan suatu kegiatan, tapi, tidak semua hobi membawa dampak positif bagi pelakunya. Hah hobi bisa berdampak negatif? Hobi yang seperti apa itu?

Pernah punnya kawan seorang gamer? Penulis pernah punya kawan seorang yang kecanduan nge-game. Tingkat kecanduannya sudah parah. Kalau diibarakan penyakit kanker mungkin sudah stadium 4. Hehe, okey mungkin ini terdengar keterlaluan ya? Teman penulis yang kecanduan game online tadi hidupnya tidak bisa berpisah dari gadget.

Kemana-mana benda berukuran sekitar 5 sampai 6 inchi itu selalu ada dalam genggaman. Bangun tidur, main game. Mandi malas-malasan, sholat subuh di akhir waktu. Ada waktu luang sedikit saja, main game. Tak peduli teman-teman yang lain sedang bergotong royong membersihakan lingkungan kerja misalnya, ia tetap saja main game. Bahkan ketika hari sudah larut malam, ketika teman-teman yang lain sudah terlelap ia masih asyik melayan gadgetnya. Akibatnya, tubuh menjadi letih, mata sebagi indera penglihat pun perlu dipenuhi haknya untuk beristirahat.

Hobi yang tidak terarah membuat kita menjadi sosok yang egois. Seperti seorang yang kecanduan main game tadi, ia telah mengabaikan beberapa pihak. Mengabaikan hak tubuh untuk beristirahat, mengabaikan hak perusahaan tempat bekerja. Mengabaikan hak teman-teman. Hal ini juga berlaku untuk jenis hobi yang lain. Seperti menulis, membaca, menyanyi, memasak, menjahit, berkebun, dll.

Memanfaatkan Hobi

1. Kenali hobimu.

Sampai di sini, saya yakin kalian sudah paham tentang definisi hobi. Tentu saja sudah terbayang dalam benak kalian kegiatan apa yang paling kalian gemari. Kegiatan yang ingin kalian jalani untuk menghabiskan weekend nanti. So, apa hobi kalian? Menyanyi, membaca, menulis, bersepeda, jalan-jalan, berenang, memasak, berkebun, atau hobi makan? Hehehe yang terakhir itu terkesan hanya gurauan kan? Eit, jangan salah kawan, hobi makan juga bisa kita manfaatkan sebagai sumber penghasilan. Bagaimana caranya? Tetap duduk manis dan lanjutkan membaca ya, nanti akan kita bahas pada bab selanjutnya.

Teman-teman sudah mengenali hobi kalian? Ada berapa hobi kalian? Satu, dua tiga, atau bahkan lebih dari lima? Pada kenyataannya, ada beberapa jenis orang yang mempunyai hobi lebih dari satu. Seperti seorang penulis yang juga senang mendaki gunung, dan ternyata dia juga minat dalam kegiatan memasak.

Ada seorang pemain musik yang juga gemar berkebun, dan ternyata dia juga hobi berternak ikan hias. Jadi, seseorang dengan jenis hobi yang semakin beragam, apakah semakin bermanfaat waktu luangnya? Atau semakin berpeluang untuk menyia-nyiakan waktu?

2. Mari memanfaatkan hobi.

Sebenarnya, setelah mengenali jenis hobi kalian, langkah selanjutnya adalah mengenali diri sendiri. Proses mengenali diri sendiri ini dapat kita sebut juga dengan evaluasi diri atau kadang ada juga yang menyebutnya muhasabah diri.

Kita dapat menggunakan media tulis untuk mencatat kekurangan dan kelebihan kita saat melakukan hobi. Misalnya :
Hobi : menjahit
Kelebihan : Bersedia belajar menjahit fashion busana terbaru. Bersedia belajar menjahit dari orang-orang yang lebih ahli. Tidak malu bertanya, tidak bosan menggali informasi tentang proses menjahit dan segala hal yang berhubungan dengan desain baju.
Kekurangan : Masih belum mampu mengefisienkan jenis bahan dengan harga baju. Maksudnya, belum dapat menyeimbangkan biaya pengeluaran (biaya membeli bahan, dan alat menjahit) dengan harga baju yang telah kita hasilkan.

Evaluasi diri secara tertulis ini akan memudahkan kita untuk memperbaiki diri terkait dengan hobi kita. Yaitu, mempertahankan kelebihan, dan meminmalisasi kekurangan kita.

Sebuah draft naskah non fiksi.
Ditulis oleh : Deasy Windayanti
Tugas Pertemuan ke 4 : KMO Indonesia
Pemateri : Bunda Ernawati Lilys





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Mind map dan Outline (Ide 1)

Masih Rajin Menulis Diary? Kenapa Tidak!

Cincin Untuk Dilla (Bag 6)